"Jadi setelah gue praktik hampir belasan tahun, gue sering ketemu pasien yang, kok semakin dia perawatan entah apapun itu ya, laser, chemical peeling, skincare, dan lain-lain. Lo perhatiin deh, setelah sekian waktu kulit bukan makin bagus tapi malah rusak," ungkap Tompi.
Bener gak sih?
Kali ini aku akan bahas perawatan kulit seperti laser dan peeling. Tentang skincare aku sudah pernah bahas di beberapa topik berikut:
How Does It Work?
Berdasarkan beberapa sumber dari Cleveland Clinic USA dan Hello Sehat, cara kerja laser dan peeling treatment pada umumnya adalah dengan mengangkat lapisan kulit mati / kulit terluar. Hal ini bertujuan untuk mendorong produksi kolagen yang mampu mengurangi garis halus, tanda penuaan dan meremajakan kulit. Secara teknis, akan ada perbedaan prosedur antara laser & peeling. Tapi pada dasarnya, kurang lebih sama.
So, Does It Really Work? Ngaruh Gak Sih?
Perawatan seperti ini sifatnya hanya sementara. Dari pengalaman pribadi, kulit hanya akan terlihat glowing dan segar selama 2 hari setelah treatment. Ini yang aku perhatikan setelah melakukan treatment cukup konsisten selama lebih dari 1 tahun. Sayangnya, tidak ada perubahan yang signifikan dalam jangka panjang.
Dan seperti yang sudah aku bahas di beberapa blog post sebelumnya, membunuh sel kulit mati dapat membuat kulit lebih sensitif, mengurangi kelembaban alami kulit, bahkan merusak skin barrier.
Jadi setuju dengan Tompi, terlalu sering perawatan justru dapat merusak kondisi kulit. Toh, kulit kita terbukti mampu untuk meregenerasi kulit kok, lewat siklus 28 hari.
Jadi, Harus Gimana?
Jangan jadikan laser treatment / peeling sebagai kiblat untuk mencapai #SkinGoals mu. Gak perlu takut dengan sel kulit mati ataupun garis halus. It's completely normal. Tapi, kalau sekali-kali mau treatment untuk self reward, menurutku ga ada salah nya :)
Have a glowing day!
Comments